ANIMEPEDIA – Di awal milenium, televisi Indonesia diserbu gelombang tayangan asal Jepang. Generasi milenial yang tumbuh di akhir 1990-an hingga awal 2010-an menyaksikan langsung bagaimana anime menjadi bagian dari keseharian, dari layar kaca TV nasional hingga VCD bajakan di toko pinggir jalan.
Di penghujung 1990-an, Dragon Ball Z, Sailor Moon, dan Detective Conan menjadi pembuka jalan. Pokémon dan Digimon Adventure menambah warna, membawa imajinasi anak-anak ke dunia digital dan petualangan fantasi.
Memasuki awal 2000-an, tiga judul raksasa mencuri perhatian yaitu Naruto, One Piece, dan Inuyasha. Naruto dengan kisah ninja dan persahabatan, One Piece dengan petualangan bajak laut tak berkesudahan, dan Inuyasha yang memadukan romansa dengan mitologi Jepang. Fenomena Yu-Gi-Oh! bahkan melampaui layar kaca, memicu tren permainan kartu di sekolah-sekolah.
Tahun 2006 hingga 2010 menandai babak baru adalah Death Note memikat lewat duel intelektual antara Light dan L, Bleach memperkuat posisi Big Three bersama Naruto dan One Piece, sementara Fullmetal Alchemist: Brotherhood dan Code Geass memperkenalkan drama epik dengan sentuhan politik. Untuk kalangan remaja, Ouran High School Host Club menjadi tontonan wajib berkat komedi romantisnya.
Tren anime era milenial punya ciri khas yaitu serial panjang, karakter ikonik, lagu pembuka yang menempel di ingatan, dan distribusi lintas media. Bagi generasi yang tumbuh di masa itu, anime bukan sekadar hiburan, melainkan potongan memori kolektif yang membentuk selera budaya pop mereka hingga kini. ***